Kamis, 29 Oktober 2009

Rahasia Dibalik Penangguhan Laporan Goldstone Oleh Mahmud Abbas

0 komentar


Ramallah -; -Beberapa sumber terkait menyebutkan bahwa mereka yang mengambil keputusan menunda pengambilan suara atas laporan Goldstone adalah tiga orang. Mereka adalah Mahmud Abbas, Yaser Abdu Rabbu dan Saeb Uraekat serta mendapatkan lampu hijau dari Salam Fayyad.

Sumber-sumber tadi menegaskan bahwa Amerika dan Zionis Israel masing-masing menekan Mahmud Abbas dan Salam Fayyad untuk meminta penundaan laporan Goldstone, sesekali dengan bahasa mengharap dan sesekali dengan bahasa menekan.

Masih tambah sumber, pemerintah Amerika telah meningkatkan ancamannya kepada pemerintah Ramallah jika tidak mengindahkan permintaan penundaan di atas. Diantara ancaman-ancaman itu, jika pemerintah Ramallah tidak mematuhi perintah Amerika, adalah seperti berikut ini;

  1. Akan menghentikan peran dan upayanya guna melanjutkan perundingan damai antara Otoritas Palestina (OP) Ramallah dengan Israel.
  2. Menghentikan mengucurkan dana bagi OP dan pemerintah Salam Fayyad.

Sementara di pihak Zionis Israel, meminta pemerintah Abbas menarik tuntutan pengambilan suara atas laporan Goldstone dengan imbalan pemberian izin kepada perusahaan selular yang sebelumnya ditunda oleh pemerintah Zionis sejak lama. Salah satu pemilik perusahaan hand phone ini adalah anaknya Mahmud Abbas ditambah para pebisnis Israel dan Palestina lainnya.

Dalam kasus yang sama, pihak OP mendapatkan ancaman dan tekanan langsung dari Menlu Israel, Lieberman. Saat itu Lieberman mengancam jika OP tidak meminta penundaan pengambilan suara atas laporan Goldstone, akan membeberkan peran Mahmud Abbas, Fatah dan Salam Fayyad dalam perang di Gaza kemarin. Tidak itu saja, tambah Lieberman, para petinggi OP itu yang mendorong orang-orang Israel untuk melanjutkan perang hingga Hamas di Jalur Gaza bisa dibasmi total.

Masih menurut sumber menyebutkan bahwa bahasa yang dipakai Lieberman adalah bahasa marah. Ia mengancam akan membeberkan semua pertemuan dan kontak yang memperlihatkan peran dan keikutsertaan OP dalam perang Gaza terakhir.

Dalam kaitan yang sama, kantor berita Shehab News, menukil dari sumber-sumber di Washington menginformasikan bahwa sebuah pertemuan digelar oleh wakil OP dan Zionis Israel di Washington. Pertemuan ini sendiri digelar untuk membujuk OP agar mau menarik dukungan terhadap laopran Richard Goldstone, ketua tim pencari fakta PBB untuk kasus kejahatan perang di Gaza.

Kepada Shehab sumber-sumber itu menyebutkan bahwa mulanya OP menolak atas permintaan tersebut. Hingga akhirnya datang Kolonel Ely Avraham dan membawa laptop sambil menampilkan video pertemuan antara Mahmud Abbas dengan Menhan Israel, Ehud Barak terkait masalah Tzepi Livni.

Provokasi Zionis pada Abbas dan Abdul Rahim

Sumber ini mengatakan bahwa Mahmud Abbas muncul dalam video sedang mencoba meyakinkan “Barak" perlunya melanjutkan perang di Gaza. Barak nampak ragu-ragu dan gemetar di depan antusiasme Mahmud Abbas dan dukungan Livni untuk melanjutkan perang.

Pada konteks yang sama, kata sumber itu, Avraham menampilkan kepada delegasi Otoritas Palestina sebuah rekaman percakapan telepon antara Direktur Kantor Staf Angkatan Bersenjata Zionis dengan Tayeb Abdul Rahim; di mana yang disebut terakhir mengatakan: "Kondisi-kondisi sudah menguntungkan dan matang untuk masuknya tentara Israel ke kamp pengungsi Jabalia dan Shati’." Dia menegaskan bahwa jatuhnya dua kamp pengungsi tersebut akan mengakhiri pemerintahan "Hamas" di Gaza dan akan mendorongnya menaikkan bendera putih. Dove Weissglas menegaskan kepada Abdul Rahim bahwa hal ini akan menyebabkan jatuhnya ribuan warga sipil. Abdul Rahim menjawab, "Mereka semua memilih "Hamas", merekalah yang memilih nasibnya sendiri, bukan kami!"

Kepada Shehab News, sumber ini mengatakan bahwa delegasi Israel mengancam memperlihatkan materi rekaman tersebut di depan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan media. Hal inilah yang menyebabkan delegasi Otoritas Palestina menyetujui untuk menarik dukungan pada laporan Goldstone. Delegasi Israel memintanya menulis perjanjian yang mengakui bahwa delegasi Palestina tidak memberikan komentar kepada negara manapun untuk mengadopsi "Laporan Goldstone”.

infopalestina

0 komentar: