Selasa, 03 November 2009

Al-Quds dan Al-Aqsha; Di tengah Proyek Penjajahan Zionis Amerika

2 komentar

Risalah Mursyid
26/10/2009 | 7 Dhul-Qadah 1430 H | 146 views
Oleh: DR. Muhammad Mahdi Akif

Risalah dari Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 16-10-2009

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mendukungnya, selanjutnya…

Barangsiapa yang melindungi musuhnya maka pada suatu hari ia akan hancur

Sesungguhnya umat yang sadar dan waspada tidak akan bingung dengan segala urusan utamanya, tidak akan mungkin tertipu dengan permasalahannya yang begitu besar, tidak akan mungkin mengabaikan terhadap bahaya yang mengancamnya; karena itu dia akan selalu mengenakan pakaiannya setiap saat, menyiapkan senjata pada setiap pertempuran. Dan pada saat musuhnya melakukan perampasan terhadap negeri, menistakan tempat-tempat sucinya, berusaha mengubah identitasnya, mengusir warganya, dan melakukan ribuan kejahatan yang melanggar kemanusiaan; mereka menyadari tidak ada manfaatnya untuk melakukan negosiasi dan usaha saling memahami, bahkan tidak ada artinya melakukan perdamaian bersamanya. Sungguh benar ungkapan orang Arab dahulu terhadap orang yang merasa dirinya angkuh:

Tidak ada diantara diriku dengan Qais cela # Selain suka menikam tubuh dan memukul budak

Dan itulah yang harus difahamai dan diketahui oleh umat Islam dan para pemimpinnya; menyadari dengan penuh bahwa dirinya telah bersekongkol dengan musuh, melakukan pelanggaran terhadap syariat, konsensus kemanusiaan dan undang-undang internasional, mengeluarkan sikap kontroversial terhadap berbagai kesepakatan internasional, sementara musuh-musuhnya menganggapnya hanya sekedar tinta diatas kertas (hitam diatas putih), sehingga mereka tetap membiarkan –bahkan membolehkdan dan memerintahkan- pasukannya untuk membunuh wanita, anak-anak dan orang tua, melakukan tindak kejahatan perang dihadapan mata dan telinga dunia.

Melalui media televisi dan radio tersebar tindak kejahatan zionis, dan menjadikan seluruh dunia sebagai saksi nyata dan jelas akan tindak kejahatannya; mayoritas bangsa yang memiliki hati yang hidup, bergetar keras perasaan kemanusiaannya pada kebanyakan tokoh di dunia ini mengecam tindakan tersebut, menggugah jiwa kemanusiaan mereka lalu menyeru untuk melawan tindak kejahatan ini, melakukan pembalasan terhadap tindak kejahatan yang telah merobek dan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan.

Sementara itu, ada sekelompok orang melakukan jihad yang agung, usaha yang gigih dan tindakan yang menakjubkan; mereka mampu mengumpulkan beberapa bukti untuk melawan tindak kejahatan yang dilakukan zionis yang keji, berusaha mengajukan para penjahat perang ke Pengadilan internasional; minimal hasilnya adalah mengecam aksi kejahatan zionis, menyebarkan dan memberikan imej negatif dihadapan opini umum dan internasional akan kajahatannya, menyingkap fakta dan realitasnya dihadapan seluruh dunia, menghapus kecurangan, manipulasi dan pemalsuan yang dengannya dapat menipu banyak orang di seluruh dunia.

Sekiranya tidak ada satu kelompok yang memberikan jaminan kepada umat akan permasalahan ini maka akan tampak usaha seperti memberikan hadiah satu loyang emas kepadanya, dengan meminta untuk ditunda atau ditarik kembali keputusan internasional dari perdebatan, tidak ditampilkan dihadapan dewan keamanan; dengan harapan dapat mewujudkan kedamaian dan menyerahkan zionis ke pengadilan internasional.

Inilah harapan yang sulit diwujudkan, maka dari itu, seperti ungkapan seorang penyair Arab:

Lalu melalui lisan saya katakan secara menyeluruh

Barangsiapa yang melindungi musuhnya maka pada suatu hari akan hancur

Dimanakah posisi umat terhadap bumi Al-Aqsha dan problematikanya yang besar?!

Para penjahat zionis telah menguasai sikap Arab Palestina, mereka begitu cepat melakukan langkah untuk mencapai tujuan yang hina ini; untuk mengakhiri (menghancurkan) eksistensi Palestina Arab Islam di Al-Quds yang suci, mengakhiri (menghancurkan) permasalahan masjid Al-Aqsha, sekiranya tidak satu kelompok anak bangsa –laki-laki dan wanita- yang beriman dan teguh keimanannya, tegar dan teguh dalam memelihara dan melindungi masjid Al-Aqsha, menyerahkan dada dan tubuh mereka dihantam oleh senjata penjahat zionis, mereka berusaha menggagalkan berbagai usaha mereka untuk memasuki masjid Al-Aqsha dan mengusir warga darinya; sehingga memaksa zionis untuk menarik mundur sementara, menunda konspirasi mereka hingga waktu yang belum ditentukan. Namun sangatlah asing dan menakjubkan apa yang diberitakan; bahwa ada kelompok yang meminta penarikan keputusan kejahatan perang kemanusiaan dengan tidak memandang dengan apa yang terjadi dan dialami oleh Al-Aqsha sebagai permasalahan yang mengarah pada seruan diadakannya KTT Arab, bukan sebagai alasan untuk mengadu dalam berbagai acara dan pertemuan arab, domestik atau internasional, seakan usaha penghancuran masjid Al-Aqsha yang diberkahi, membuat puluhan terowongan dibawahnya, mengusir pemilik asli negeri yang disucikan dan menghancurkan rumah-rumah mereka; sebagai perkara yang tidak berhak untuk dijadikan beban sebagai tuntutan untuk mengadakan KTT Arab atau Islam; sebagai sarana untuk meninjau apa yang mungkin dapat dilakukan dalam rangka menghadapi bahaya laten yang mengancam tempat-tempat suci umat Islam.

Proyek zionis Amerika mengarah pada seluruh umat dan dunia

Tidak sedikit sikap resmi Arab dan Islam yang mengherankan terhadap sikap pemerintah Palestina; mereka berusaha menjadikan permasalahan Al-Aqsha, Al-Quds dan Palestina sebagai permasalahan domistik belaka, tidak ada ada sangkut pautnya dengan negara lain, atau adanya turut campur –atau terlibat- di dalamnya negara dan bangsa lain.

Ini merupakan suatu kerancuan besar yang selalu kami ingatkan dan khawatirkan, karena permasalahan ini bukan permasalahan internal Palestina belaka merupakan permasalahan bangsa Arab dan umat Islam secara keseluruhan, tanggungjawab pemerintah dan bangsa lainnya.

Jika bangsa Palestina bagi mereka menjadi tembok penghalang dalam terwujudnya proyek zionis Amerika yang aphartheid dan imperialis ini; maka bahaya tersebut tidak sekedar mengarah pada bangsa Palestina belaka, namun mengarah kepada umat secara keseluruhan; kemarin, saat ini dan masa yang akan datang, mengarah pada agama dan aqidahnya, nilai-nilia, akhlak dan peradabannya, mengarah pada kehormatan, stabilitas dan keamanannya, mengarah pada pemerintah dan bangsanya.

Karena tidaklah entitas zionis sang penjahat melakukan itu kecuali perang yang ditargetkan kepada seluruh umat, dan jika Al-Quds dan Al-Aqsha jatuh maka akan jatuh pula benteng kekuatan Palestina –semoga itu tidak terjadi- dan pada akhirnya akan jatuh pula yang lainnya –semoga ini pula tidak terjadi- seperti beberapa ibukota Arab dan umat Islam; karena proyek penjajahan Barat tidak bertujuan pada Palestina saja namun bertujuan pada target umat Islam seluruhnya.

Karena itu, seluruh umat harus berada dibelakang jihad Palestina sebagai pendukung dan penyangga, guna mempertahankan jiwa dan eksistensinya, sebelum api penjajahan mencapai pada berbagai ibu kota, kota-kota dan desa-desanya, karena mimpi “Israel raya” masih terus berjalan dan berusaha mewujudkan khayalan mereka sebagai kenyataan, dan akan terus diperbaharui ketika tampak terjadi kebingungan, kehinaan dan kelemahan di tubuh umat.

Karena itu apakah para cendekiawan dan tokoh hanya berdiam diri dan tidak berusaha untuk mematikan apinya, tidak mau bergerak sehingga api perang tersebut masuk ke rumah-rumah mereka, dan mereka tidak mampu mematikannya kemudian menyesal pada saat penyesalan sudah tidak ada manfaatnya sama sekali.

Dalam sejarah dikisahkan bahwa ada salah seorang mukhlisin saat melihat adanya pembangkangan terhadap pemerintahan Umawiyah; beliau bersegera menulis surat yang ditujukan kepada Marwan bin Muhammad, sebagai khalifah terakhir khilafah Umawiyah, beliau berkata:

Saya melihat di balik debu pasir ada percikan api # seakan memiliki letupan yang besar

Bahwa api yang terdapat pada musuh akan selalu diingat # dan perang biasanya di mulai dari ucapan

Sekiranya para cendekiawan pada suatu kaum tidak berusaha meredamnya # maka percikan apinya akan menjadi mayat bergelimpangan

Saya sampaikan dengan penuh rasa heran: kalau bukan karena syairku # apakah umat ini akan bangun atau tetap tidur?

Jika mereka pada saatnya mereka tetap tertidur # maka katakanlah: bangunlah kalian, sudah tiba saat kalian bangun

Namun sekalipun peringatan telah sampai kepada pemimpin Negara, namun dirinya telah terdorong melakukan pembunuhan opini, tidak memahami akibat buruk dari pengabaian peringatan, sehingga runtuhlah negaranya dan tenggelamlah masa keemasan masa khilafahnya, dan ketika ditanya: Apa yang membuat kerajaan anda lemah setelah pada sebelumnya kuat dan kokoh pondasi-pondasinya? Dia berkata: “Karena adanya pembinasaan pendapat (opini).

Apakah para pemimpin arab dan Islam menyadari akan pelajaran ini, menemukan jati dirinya akan peringatan yang tulus ini, atau apakah akan terulang kembali kesalahan ini dan menghadpi kehancuran seperti sebelumnya?! Apakah para pemimpin Arab dan Islam memahami akan adanya ketergantungan dan keterkaitan yang erat umat Islam terhadap Al-Quds dan masjid Al-Aqsha, bahwa eksistensinya tergantung pada sikap yang benar terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi umat, terutama permasalahan masjid Al-Aqsha dan Palestina.

Bahwa hal tersebut tidak akan ada yang mampu memberikan kekuatan di muka bumi guna melindungi pemerintahan dari kemarahan bangsa yang tidak menerima jatuhnya Al-Quds dan masjid Al-Aqsha, yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah bagaimana cara menolaknya terutama bagi orang yang mengabaikan tempat-tempat suci dan mengkhianati permasalahan yang sedang dihadapinya?!

Saya tidak menduga tidak semua cendekiawan dari para tokoh dan budayawan serta pemikir dari umat ini semuanya tidak memiliki ikatan yang kuat dan jelas menyembunyikan terhadap apa yang terjadi di Palestina dan apa yang terjadi di belahan dunia Arab dan Islam, baik apa yang terjadi karena ulah perang Amerika dan Barat seperti di Iraq dan Afghanistan, atau apa yang terjadi karena berbagai intrik perang saudara, seperti yang terjadi di Sudan, Somalia, Yaman, Pakistan dan lain-lainnya, atau apa yang terjadi oleh karena adanya konspirasi dengan menebar fitnah seperti di Iran, atau apa yang telah dicapai untuk melakukan penahanan dan perdiskreditan warga Arab dan umat Islam dan para penyeru kebaikan dan reformasi di Mesir, Tunisia dan yang lainnya, atau apa yang terjadi dari berbgai tindakan pemalsuan keinginan umat, kecurangan pemilu yang terjadi dimana-mana; sehingga tidak mampu diterima oleh orang-orang yang tulus akan permasalahannya, dan para pelindung dan penjaga kehormatan dan tempat-tempat sucinya, atau juga terhadap apa yang terjadi penghancuran nilai-nilai, akhlak, peradaban dan eksistensi umat, dan adanya pemaksaan kehendak untuk mengekor pada nilai-nilai, perilaku permisif barat di tengah masyarakat Islam, yang semua itu tampak sempurna terjadi oleh kerja proyek zionis Amerika.

Proyek zionis ancaman bagi seluruh dunia

Para cendekiawan dn tokoh di dunia ini sadar bahwa proyek zionis merupakan proyek rasial dan imperialis, dan apa yang dilakukan mereka dari berbagai tindak kejahatan setiap harinya di Palestina merupakan aib bagi kemanuisaan dan merupakan penistaan terhadap berbagai perjanjian dan nilai-nilai kemanusiaan, bertentangan dengan norma-norma yang dianut oleh dunia, dan bahwasanya eksisnya rezim rasial yang tidak mengenal bahasa lain kecuali membunuh dan merusak merupakan ancam bagi keamanan dan kedamaian dunia; karena itu, orang-orang yang cinta kemerdekaan di dunia ini dituntut untuk berdiri dalam satu barisan guna melawan para penumpah dan penghisap darah yang telah memotori berdirinya entitas penjajah dan perampas ini, dituntut untuk membela warga Palestina, membantu menyelamatkan bangsa Palestina yang terzhalimi, dituntut untuk melintasi berbagai arah sehingga dapat mengambil sikap yang tegas dalam menetapkan hak, menyebarkan keadilan, kebebasan dan kemanusiaan di seluruh negeri, dan bangsa Barat hendaknya menampakkan perannya dalam menekan pemerintah Barat; untuk bersama-sama menghentikan dukungannya kepada entitas zionis yang telah banyak menebar permusuhan, kezhaliman dan kelalimannya, dan keangkuhannya yang selalu menisbatkan entitasnya sebagai bagian yang berada diatas undang-undang.

Tahiyah dan raja (selamat dan harapan)

Kami menyadari bahwa banyak dari orang-orang merdeka dan tokoh di dunia Barat memahami akan kondisi ini, dan banyak dari mereka memiliki peran yang sangat besar dan usaha yang gigih dalam mengumpulkan fakta dan realita guna menuntut tindakan entitas zionis yang zhalim terhadap warga Gaza yang sabar dan tegar, dan kami memberikan selamat kepada seluruh lembaga dan personal yang telah bergerak dan berjuang untuk membela kebenaran, dan kami menyeru kepada mereka semua untuk tetap tabah dan tegar atas prinsip-prinsip kemanusiaan yang mulia, tidak berputus asa atau merasa gagal terhadap apa yang telah dicapai atau belum tercapai dari usaha menggagalkan rencana zionis Amerika terhadap bangsa Arab dan Palestina; sedangkan mereka yang loyal kepada Zionis -pada hakikatnya- tidak mewakili umat, namun mewakili diri mereka sendiri dan lembaga-lembaga serta kursi yang berusaha mereka pertahankan dan mendapatkan upah darinya; guna memberikan sikap dan keputusan yang tidak memberikan kebaikan bagi umat dan bangsa mereka.

Adapun bangsa Palestina yang percaya dengan problematika mereka, ikhlas dan tulus bersama bangsa dan umatnya; maka mereka akan selalu bersama dengan seluruh bangsa Arab dan Islam, menghargai usaha yang telah dikorbankan oleh para tokoh dan pejuang kebenaran guna menolak kezhaliman, mempertahankan kebenaran dan melawan permusuhan.

Dan kami yakin bahwa kemenangan pada akhirnya akan berpihak pada kebenaran, keadilan dan cahaya, seperti yang dijanjikan Allah SWT:

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آَمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ

“Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)”. (Ghafir:51)

Allah Akbar walillahilhamdu…

Dan shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabatnya…

Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.

Minggu, 01 November 2009

Haniyah: Hamas Dukung Perdamaian Sejati yang Mengakhiri Penjajahan

2 komentar


Gaza-Perdana Menteri Palestina di Jalur Gaza, Ismail Haniyah, menegaskan Gerakan Perlawanan Islam Hamas tidak anti perdamaian, namun pro perdamaian. Dia mengatakan Hamas mendukung perdamaian sejati dan adil; yang mengembalikan hak-hak rakyat Palestina dan mengakhiri pendudukan.

Hal tersebut disampaikan Haniyah dalam pertemuan dengan delegasi medis AS istana perdana menteri di barat Kota Gaza pada hari Rabu (28/10). Dia mengatakan tidak ada keberatan untuk melakukan dialog dengan pemerintah AS yang dipimpin oleh Barack Obama dan menyambut baik bahasa baru yang digunakan Obama. Tetapi mereka ingin aplikasi tindakan dan bukan kata-kata saja; sampai rakyat Palestina mendapatkan dukungan hakiki terhadap tuntutannya, yakni pembentukan sebuah negara merdeka dengan ibukota di al Quds (Yerusalem).

Dia menjelaskan bahwa pemerintah yang dipimpinnya dipilih oleh rakyat Palestina. pemerintahnya tidak mengalami masalah dengan bangsa Amerika; karena merupakan bangsa yang mampu menciptakan stabilitas di seluruh kawasan dunia, termasuk di Jalur Gaza, seandainya mau bertindak sesuai dan tidak berhenti atau mundur dari sikap-sikapmua yang sudah dinyatakan.

Dalam pertemuan tersebut Haniyah kembali menyatakan menyambut baik dan bahagia dengan kunjungan delegasi Amerika ke Gaza. Dia berterima kasih atas layanan kemanusiaan dan social yang mereka berikan. Dia menyatakan bahwa kunjungan ini mempunyai arti khusus. Menurutnya segmen besar rakyat Amerika sangat menolak blokade terhadap Jalur Gaza dan perang terbaru yang dilancarkan Israel terhadap daerah tersebut.

Dia mengatakan terus mengikuti demonstrasi dan pawai yang terjadi di Amerika sebagai bentuk solidaritas kepada rakyat Palestina. Dia menambahkan, "Banyak delegasi Barat yang mengunjungi Jalur Gaza, mereka dilihat tingkat penderitaan yang belum dialami siapa pun dalam perjalanan sejarah; diblokade selama lebih dari tiga tahun."

Dalam kesempatan tersebut Haniyah menyatakan keyakinannya pada aturan permainan demokrasi, pluralitas dan pergantian pemerintahan secara damai. Dia merasa terkejut pada tidak adanya penghormatan dan penerimaan orang-orang yang menuntutnya. Dia menegaskan bahwa bangsa Palestina dihukum karena memilih wakil-wakilnya dari Gerakan Perlawanan Islam Hamas dalam pemilu transparan yang disaksikan seluruh dunia. (seto)

infopalestina

Boikot Ekonomi… Fardhu Ain Atas Umat Islam

0 komentar

Ditulis oleh Muhammad Yusuf

Penterjemah:

Abu Ahmad

_______

Dalam rangka membela anak-anak, wanita dan orang tua yang terbunuh oleh senjata zionis yang keji.

Dalam rangka membela warga yang sakit dan terluka akibat blokade dan agresi militer zionis.

Dalam rangka membela rumah-rumah yang hancur oleh tangan kotor zionis.

Dalam rangka memobilisasi masa secara nyata untuk mendukung ketegaran umat Islam di Gaza.

Dalam rangka memberikan tekanan ekonomi atas musuh zionis.

Dalam rangka menahan laju tekhnologi militer zionis.

Dalam rangka memberikan dampak negatif pada sistem kapitalisme zionis dan pengaruh-pengaruhnya.

Dalam rangka menjaga kehormatan kita; umat Islam dan Arab.

Dalam rangka memerangi normalisasi dengan Zionis.

Dalam rangka menghormati lembaga-lembaga resmi terhadap konsnsus yang keluar untuk kemaslahatan bersama.

Untuk itu semua, kami menyeru seluruh bangsa Arab dan Islam dan hati nurani umat manusia untuk mengefektifkan boikot ekonomi terhadap berbagai produk Zionis dan Amerika pada urutan pertama pertama, dan produk-produk Negara Eropa yang mendukung agresi brutal, sehingga mengakibatkan jatuhnya korban dari sipil dan tidak berdosa dan yang terluka pada setiap menitnya.

Syari’at boikot

Para ulama menegaskan bahwa boikot ekonomi saat ini telah menjadi wajib Ain atas setiap Muslim laki-laki dan perempuan.

Dalam Fatwanya, DR. Yusuf al-Qaradawi, ketua persatuan ulama Islam internasional mengatakan bahwa bentuk jihad banyak ragamnya; Ada jihad melalui tangan, ada jihad melalui lisan, ada jihad melalui hati dan ada jihad melalui boikot; jika semua dapat memperlemah kekuatan musuh, memperlemah duri-durinya, dan berbagai sarana lain yang mampu dilakukan oleh setiap individu muslim untuk memboikot musuh maka lakukanlah.

Beliau mengatakan bahwa tidak diperbolehkan bagi seorang muslim dengan cara apapun menjadi pakaian atau memberikan bantuan kepada musuh agamanya dan musuh negerinya, baik musuh tersebut adalah Yahudi atau kaum animisme atau yang lainnya; Seorang Muslim harus berada berlawanan dengan musuhnya, terutama yang telah melanggar hak-hak dan kewajibannya, melecehkan kehormatannya dengan berbagai cara. Dan minimal yang dapat dilakukan adalah melakukan boikot; karena setiap dinar atau riyal, atau setiap Qirsy atau setiap rupiah yang kita berikan kepada musuh, maka berarti kita telah memberikan kepadanya peluru atau seharga peluru yang nantinya akan bersarang ke dada seorang muslim; karena harta yang kita berikan akan menjadi alat untuk membeli senjata dan digunakan untuk membunuh saudara kita di Jalur Gaza.

Syeikh Faisal Mawlawi dalam fatwanya menegaskan bahawa memboikot barang-barang yang berasal dari Amerika dan Inggris yang diluncurkan oleh para ulama dan para pemimpin gerakan Islam muncul karena Amerika Serikat ikut serta membantu dan mendukung entitas Zionist dengan uang dan senjatanya, yang dengannya pula membuat zionis terus melanjutkan penjajahannya terhadap bumi Palestina dan mengusir sekitar 4 juta penduduknya, sehingga mereka berpencar dan terlantar di berbagai pelosok negeri, dan disertai dengan melakukan penghinaan dan kekerasan terhadap warga yang masih tinggal disana.

Beliau menambahkan, bahwa Amerika Serikat setiap tahunnya memberikan bantuan sebesar 4 miliar dolar kepada Zionist sebagai bantuan resmi, hal tersebut diterjemahkan secara nyata untuk menjadi peluru dan bom yang digunakan untuk membombardir dan menyerang Jalur Gaza. Maka dari itu, setiap negara yang memberikan bantuan seperti itu, maka secara syar’i, kita wajib memboikot segala barang produknya; secara prioritas, makna tersebut bukan antara halal dan mubah, namun antara haram yang paling keras dan haram paling ringan.

Dan Pada waktu bersamaan, kegagalan negosiasi politik Arab politik dalam usaha menghentikan agresi Zionist yang keji di Jalur Gaza, dan munculnya banyak reaksi dan demonstrasi masa yang mengecam agresi zionis ini, sehingga menjadikan pembicaraan tentang boikot ekonomi merupakan hakikat syar’i sebagai ungkapan rasa solidaritas terhadap warga yang tertindas di Jalur Gaza.

Sisi ekonomi

Beginilah hasil dari uang yang kita berikan kepada zionis

Beginilah hasil dari uang yang kita berikan kepada zionis

Sementara itu para pakar ekonomi memandang bahwa kembalinya pembicaraan tenjtang boikot saat ini merupakan

pukulan telak dan keras dari Arab kepada entitas zionis dan terhadap orang-orang yang berada di belakangnya seperti negara-negara Eropa dan Amerika; manfaatnya adalah untuk menegaskan bahwa masyarakat Arab dan umat Islam masih bisa berbuat dan ditangannya ada lembaran-lembaran penekan yang beragam yang tidak mampu dilakukan oleh para pemimpin dan rezim Arab yang hina “walau sekedar menghentikan konspirasi” untuk mengontrol atau melakukan pengawasan atasnya.

Sementara itu, seorang ekonom bernama Abdul Hafiz As-Showi menegaskan bahwa boikot ekonomi merupakan pelajaran sosial yang telah dibuktikan keberhasilannya sejak lama, dan permasalah blokade ekonomi dan boikot tidak dapat dipisahkan pada realitas politik.

As-Shawi menyebutkan beberapa contoh yang menegaskan bahwa kehendak politik adalah penggerak utama terhadap mesin global ekonomi, seperti Amerika Serikat saat mengembargo Kuba, penolakan Bank Dunia dan Amerika Serikat terhadap pendanaan proyek bendungan sehingga memaksa Mesir untuk menerima konsesi politik, dan dalam waktu dekat, Rusia akan menggunakan kerja sama gas untuk memaksa Ukraina dan negara-negara Eropa untuk menerima kondisi dan situasi politik tertentu.

As-Shawi juga menegaskan; bahwa ada kesempatan besar untuk mengefektifkan senjata boikot pada saat krisis keuangan global yang terjadi pada Amerika Serikat dan negara-negara Eropa pendukung utama agresi Zionis di Jalur Gaza; penggunaan minyak sebagai senjata pada saat ini, terutama pada saat krisis keuangan global dan kekurangan likuiditas, ditambah dengan potensi memberikan ancaman kepada negara-negara barat yang berkonspirasi yang berkemungkinan dipindahkannya aset Arab dari bank-banknya; sehingga akan memaksa negara-negara tersebut untuk mengambil posisi yang lebih netral dan manusiawi.

As-Shawi mengkritik kinerja media masa, yang menggambarkan bahwa boikot merupakan senjata yang tidak efektif namun justru akan merugikan ekonomi nasional dan mempengaruhi investasi asing, sehingga hal tersebut sebagai usaha yang gagal secara faktual.

Senjata yang menakutkan

Bebaskan Palestina dengan memboikot seluruh produk zionis

Bebaskan Palestina dengan memboikot seluruh produk zionis

DR. Jihad Subhi, dosen fakultas ekonomi di universitas Al-azhar setuju dengan pendapat As-Shawi. Beliau menegaskan bahwa boikot merupakan senjata menakutkan bagi perusahaan-perusahaan global yang dapat memberikan tekanan kepada pemerintah akan sikap politiknya yang tidak populis sehingga opini umum Arab dan Islam berubah, seperti yang terjadi ketika meletus intifada Al-Aqsha.

Beliau menegaskan bahwa boikot merupakan senjata paling ampuh dalam berbagai tingkatan politik dan ekonomi, – melalui proses matematika sederhana- bahwa masyarakat Arab yang jumlahnya 300 juta jiwa, jika 100 jutanya melakukan boikot atas satu produk Zionis, Amerika Serikat atau Inggris yang nilainya hanya satu pound Mesir (kira-kira saat ini sama dengan nilai Rp. 3000-red), maka kerugian akan ditanggung oleh perusahaan itu sebesar 100 juta pounds perhari sama dengan 25 juta dolar, dan ini hanya dalam satu produk, bagaimana jika kita melakukan boikot terhadap semua produk, maka akan memaksa pemerintah dan rezim-rezim Barat untuk mengambil sikap tidak seperti yang dilakukan sekarang.

Jumat, 30 Oktober 2009

Pasukan Penjajah Menculik Lebih Dari 288 Ribu warga Palestina

0 komentar


11/12/2008 | 12 Dhul-Hijjah 1429 H | 440 views
Oleh: Al-Ikhwan.net
GAZA – Pusat Informasi Palestina: Departemen Urusan tahanan dan pembebasan menegaskan bahwa penjajah Israel telah menangkap lebih dari (288) ribu warga Palestina sejak terjadinya gelombang Intifadhah al-Aqsha yang pertama pada bulan Desember 1987, dan seperti yang tercantum dalam laporan menandai perayaan ulang tahun ke-21 terjadinya Intifadhah al-Aqsha pertama, bahwa hingga pertengahan tahun 1994 tahanan di penjara Israel telah mencapai (210) ribuan, dan antara tahun 1994 sampai terjadi kembali gelombang Intifadhah al-Aqsha pada bulan September 2000 mencapai (10) ribuan yang ditahan, dan (68) ribu yang ditangkap selama terjadi Intifadhah al-Aqsha, dan hingga saat ini total yang ditangkap oleh pasukan penjajah mencapai (288) ribu orang dari segala usia.
Pihak Kementerian mengisyaratkan bahwa penangkapan warga Palestina oleh Pasukan Penjajah (800) ribu orang, dan 20% nya berasal dari warga Palestina.

Kondisi yang keras

Riyad Al-Ashqar Direktur Bagian Informasi pada departemen terkait menjelaskan bahwa kondisi penjara selama Intifadhah al-Aqsha pertama jauh lebih buruk dari sekarang, dan kondisi penjara saat ini jauh dari memenuhi syarat kehidupan yang sederhana, makanan yang disuguhkan sangat buruk dari segi kuantitas dan kualitasnya, dan tidak ada matras atau selimut atau pakaian, serta banyak Penjara yang tidak boleh dikunjungi; seperti penjara “Ketziot” yang terletak di gurun Negev, yang dibuka pada tahun 1988, warga tidak diperbolehkan untuk mengunjungi tahanan kecuali pada akhir tahun 1991, dan kekerasan fisik terjadi dalam interaksi penjajah dengan tahanan; sehingga dengan metode penyiksaan yang kejam padahal telah dilarang oleh undang-undang Internasional mengakibatkan 23 tahanan menemui syahid, ditambah dengan 5 warga yang mati syahid akibat adanya penyiksaan selama Intifadhah al-Aqsha.

Hal ini bukan berarti merupakan telah terjadi perubahan ke arah yang lebih baik untuk menghormati hukum internasional yang dilakukan oleh pasukan penjajah, namun pasukan penjajah pada beberapa tahun terakhir mulai melakukan metode penyiksaan psikologis dari penyiksaan fisik; seperti yang dijelaskan oleh sejumlah kecil dari para syuhada harakah, akan penyiksaan selama Intifadhah al-Aqsha, dan tindakan tersebut meningkat pada tindakan yang lebih keji terhadap para tahanan dan pelanggaran-pelanggaran tersebut bertambah keji hingga merambah pada semua lapisan masyarakat, dan mereka telah melanggar sebagian besar hak-hak yang telah diatur dalam konvensi internasional, dan bahkan mereka banyak mengeluarkanundang-undang dan peraturan sepihak untuk mempersempit kehidupan para tahanan; hingga ketika pada permasalahan ziarah melalui video conference, pememaksaan untuk mengenakan pakaian Portugis, dan melakukan penutupan account, dan lain-lainnya dari Undang-undang yang telah mengubah kehidupan tawanan menjadi neraka, ditambah kondisi kesehatan di penjara yang sangat memperihatinkan dan mengenaskan.

Penjara Baru

Al-Asyqor menyebutkan bahwa jumlah yang ditangkap sejak peristiwa intifadhah pertama lebih besar jika dibanding dengan Intifadhah al-Aqsha kedua; oleh karena adanya kontak langsung antara warga Palestina dengan pasukan penjajah yang telah menguasai penuh wilayah Palestina; karena itu pasukan penjajah mulai membuka penjara baru untuk menampung banyaknya warga yang ditangkap.

Di antara yang paling menonjol dan terbesar dari penjara dibuka oleh pasukan penjajah selama Intifadhah al-Aqsha pertama adalah penjara Negev; di penjara tersebut terdapat lebih dari (100) ribu tahanan; mereka di eksekusi oleh pasukan penjajah dengan berbagai bentuk penghinaan dan penganiayaan; mulai dari memaki-maki, menyiksa dengan pukulan yang keras hingga menyemprotkan gas beracun .

Kemudian penjara tersebut ditutup oleh karena adanya penyusutan jumlah tahanan setelah perjanjian Oslo; yang menghasilkan dibebaskannya ribuan tahanan, namun penjara tersebut kembali dibuka pada tahun 2002 untuk mengakomodasi jumlah tahanan setelah meletusnya peristiwa intifadhah al-Aqsha kedua dengan kondisi yang lebih keras; dimana pihak manajemen penjara mendirikan sebuah penyangga yang tinggi antara dinding beton bagian dalam hingga mencapai 8 meter, untuk mencegah terjadinya kontak dan komunikasi antara sesama tahanan dan mengurung mereka di dalam canton -canton penjara; hal tersebut dirancang untuk melakukan tekanan dan pemaksaan terhadap tahanan.

Pihak manajemen penjara juga menggunakan metode terapi kecut pada sejumlah tahanan terutama setelah lewat tengah malam; para tahanan dipaksa untuk keluar dari penjara menuju halaman penjara dan duduk di atas tanah tanpa memperhitungkan kondisi cuaca; panas yang tinggi atau dingin yang menusuk tulang dan hujan, mereka dikelilingi oleh prajurit bersenjata berat dan gas dari berbagai arah dan sisi, kemudian melakukan penghitungan satu per satu, lalu melanjutkan operasi dalam waktu yang lama, dan di tempat tersebut mereka menyebarkan berbagai serangga dan binatang reptil beracun. Selain itu, mereka dilarang untuk dikunjungi oleh keluarga mereka dalam jangka waktu yang lama, dan mencegah keluarga-keluarga tahanan yang datang untuk mengunjungi walaupun setelah melakukan perjalanan panjang dan sulit serta menghadapi prosedur yang rumit dan berbelit untuk sekadar memberikan pakaian dan makanan kepada anak-anak dan keluarga mereka yang ditahan.

Tahanan Terlama

Al-Ashqor menjelaskan bahwa di dalam penjara penjajah terdapat 339 tahanan yang ditangkap sejak pecah Intifadhah al-Aqsha pertama dan sebelumnya, dan mereka adalah tahanan terlama yang ditolak oleh penjajah untuk dilepaskan dengan alasan bahwa tangan mereka berlumuran darah orang-orang Yahudi, dan dalam penjara penjajah terdapat (136) orang tahanan yang berasal dari Tepi Barat, dan yang terlama dan tertua di antara semua tahanan tersebut adalah Nail Al-Barghouti, yang ditahan sejak tahun 1978, dan sejumlah (134) tahanan dari Jalur Gaza, dan yang terlama dan tertua di antara merela adalah Salim Al-Kayal, yang ditahan sejak tahun 1983, dan terdapat (46 tahanan) tahanan terlama yang berasal dari kota Al-Quds dan yang paling lama di antara mereka adalah Fuad Ar-Razim yang ditahan sejak tahun 1981, (20) tahanan dari wilayah terjajah sejak tahun 1948 dan tahanan terlama di antara mereka adalah Sami Khalid Yunus, yang ditahan sejak tahun 1983, serta (3) warga Arab yang ditangkap, dan yang terlama di antara mereka adalah Basyar Sulaiman Maqt ditahan sejak tahun 1984.

Dalam sebuah laporan menunjukkan bahwa sejak tahun 1967 penjajah zionis telah melakukan penangkapan lebih dari (800) ribu warga Palestina, dan masih terdapat (11.500) tahanan di dalam penjara penjajah, termasuk (310) tahanan anak-anak dari (7500) anak-anak yang ditangkap selama terjadi Intifadhah al-Aqsha, dan masih terdapat (85) tahanan lain yang masih berada dalam tahanan, serta ada (1000) yang terkena hukuman tidak adil yang dilakukan tanpa persidangan atau tuduhan terhadap mereka, serta terdapat (39) orang tahanan berasal dari Dewan Legislatif yang diculik oleh penjajah, dan lebih dari (1450) tawanan yang menderita sakit akibat kelalaian medis dan kesengajaan, Bahkan jumlah yang syahid dari pasukan harakah yang tertawan sebanyak (195) orang, (70) orang di antara mereka yang syahid akibat penyiksaan dan (48) orang yang syahid akibat kelalaian dan politik penelantaran medis yang disengaja dan (70) orang yang syahid akibat pembunuhan setelah penangkapan, serta (7) orang yang syahid akibat penembakan langsung terhadap mereka.

Pasukan penjajahan masih terus melakukan pelanggaran dan perlawanan terhadap hukum dan undang-undang internasional, pada sisi lain dunia internasional berdiam diri oleh tindakan penjajah Zionis yang terus berlanjut melakukan pelanggaran dan kekerasan terhadap tahanan.



Pejuang Palestina Memberikan Pelajaran Pahit Kepada Pasukan Penjajah di Penghujung Hari Kemarin

0 komentar

14/1/2009 | 16 Muharram 1430 H | 1,375 views
Oleh: Al-Ikhwan.net

Gaza – khusus:

Pada penghujung hari kemarin, di saat bumi Palestina khususnya Gaza penuh dengan darah dan syuhada, pasukan pejuang Palestina memberikan pelajaran pahit yang tidak akan pernah terlupakan kepada zionis; dimana brigade izzuddin al-Qassam berhasil membunuh dua tentara zionis di wilayah Salatin, bagian barat Beit Lahia, dan membombardir pusat militer Abu Mutaibiq, di wilayah tempat perang dengan tiga mortir hawn.

Sebagaimana pasukan gerilyawan Al-Quds, sayap militer gerakan bersenjata Jihad Islam mengumumkan keberhasilan unit pertahanannya membombardir mesin perang dan artileri Zionis yang terletak di Netzarim dengan 8 mortir hawn berkaliber berat dan memiliki panjang 100 mm, dan juga membombardir lokasi militer “Miguén” dengan 6 mortir hawn yang berkaliber sama, serta berhasil membombardir daerah yang dirampas Kafar Izza dengan roket berjenis “Al-Quds”.

Brigade Al Aqsa dan Brigade burung nazar Palestina juga mengumumkan telah berhasil membombardir daerah yang dirampas Kafar Izza dengan tiga mortir hawn.


Gerakan Zionis Internasional

0 komentar
Karena kebuntuan itu, pada tanggal 29-31 Agustus 1897 si bazel, Switzerland, dilangsungkan Konferensi Zionisme Internasional ke-1, dihadiri oleh 204 orang tokoh-tokoh Yahudi dari 15 negara. Para peserta konevnsi sepakat bahwa “Zionisme bertujuan untuk membangun sebuah Tanah Air bagi kaum Yahudi di Palestina yang dilindungi oleh undang-undang”, dan untuk tujuan itu, mereka akan mendorong emigasi ke Palestina. Mereka juga membahas prospek dan langkah-langkah politik dan ekonomi untuk pembentukan negara Yahudi di Palestina. Ketika kongres itu berakhir setelah berlangsung selama tiga hari, Theodore Herzl menorehkan di dalm buku hariannya, “Kalau saya harus menyimpulkan apa hasil dari kongres Bazel itu dalam satu kalimat singkat – yang tidak berani saya utarakan kepada pubik – saya akan berkata :’Di Bazel saya menciptakan negara Yahudi!’ “13.

Langkah-langkah yang akan ditempuh adalah 1. pembelian tanah untuk para imigran Yahudi, 2. membuat orang Arab-Palestina tidak betah tinggal di Palestina, 3. dan yang terakhir mengusir penduduk Arab-Palestina melalui cara-cara terorisme. Untuk mendukung gagasan program migrasi orang Yahudi ke Palestina dan menyediakan tanah bagi mereka, maka dibentuklah beberapa lembaga keuangan, seperti : the Jewish Colonial Trust, the Anglo-palestine Company, the Anglo-Plaestine Bank, dan the Jewish National Fund.

Ketika kongres pada 1897 itu berlangsung namgsa Arab-Palestina mencapai angka 95%, dan mereka menguasai 99% dari tanah Palestina14. Jadi jelas sejak awal Zionisme bertujuan untuk menghapuskan kepemilikan dari tangan mayoritas Arab-Palestina, baik secara politik maupun fisik, merupakan suatu persyaratan yang tak dapat dihindari untuk dapat membentuk sebuah negara Yahudi. Dalam tujuan itu tidak hanya terbatas pada tanah, tetapi tanah tanpa penduduk lain di tengah-tengah mayoritas penduduk Yahudi.

Setelah kegagalannya dengan Sultan Abdul Hamid II, setahun setelah Kongres Zionisme Internasional ke-1di Bazel, pada tahun 1898 Tehodore Herzl mengalihkan perhatiannya kepada Jerman dan Kaizer Wilhelm II yang memiliki ambisi ke Timur Tengah. theodore Herzl secara ketus memberi-tahukan orang Jerman, “Kami membutuhkan sebuh protektorat, dan Jerman kami anggap paing cocok bagi kami”15. Ia mengemukakan bahwa para pemimpin Zionisme adalah oang-orang Yahudi berbahasa Jerman. Jadi sebuah negara Yahudi di Palestina akan memperkenalkan budaya Jerman ke wilayah tersebut. Namun Kaizer menolak usul Theodore Herzl, sebab utamanya, ia tidak ingin menyinggung perasaan kesultanan Usmaniyah, yang merupakan langganan utama produk persenjataan Jerman, atau membuat murka kaum Kristen di dalam negeri.16

Sementara itu pada tahun 1899 walikota Jerusalem, Youssuf Zia Khalidi, seorang cendekiawan Palestina san anggota parlemen Usmaniyah, menuis sepucuk surat yang diteruskan kepada Theodore Herzl, memperingatkan klaim Zionis terhadap Palestina. Bangsa Arab-Palestina secar khusus menentang tuntutan Zionisme yang didasarkan pada dalih oang Yahudi mempunyai hak atas tanah Palestina hanya karena mereka pernah hidup dua milenia yang silam. Khalidi mencatat bahwa klaim kaum Zionis atas Palestina tidak dapat dilaksanakan mengingat tanah palestina telah berada di bawah kekuasaaan Islamselama 13 abad terakhir dan bahwa orang nusli dan Kristen memiliki kepentingan yang sama mengingat tempat-tempat suci yang ada. Lagipula ia menambahkan penduduk mayoritas Arab-Palestina menentang pnguasaan kaum Yahudi17. Ketika Istambul memutuskan pada tahun 1901 untuk memberikan penduduk asing, yang pada intiya bermakna imigran baru Yahudi, hak yang sama untuk membeli tanah, sekelompok tokoh-tokoh terkemuka Arab-Palestina mengirim sebuah petisi ke ibukota Usmaniyah memprotes kebijakan itu.18

Di pihak Theodore Herzl tanpa mengenal putus-asa ia memalingkan mukanya ke Inggris. itu dilakukannya pada tahun 1902. Di sini ia menemukan lahan yang subur. Ada tradisi di kalangan Kristen Protestan dan para penulis Inggris sepanjang 2 abad sebelumnya untuk mendukung “kembalinya orang yahudi ke Palestina”, tradisi yang juga bergerak ke Amerika Serikat. lagipula kepentingan Inggris tentang keamanan Terusan Suez sebagai urat-nadi ke jajahan-jajahannya di Timur Jauh telah menggiringnya untuk merebut Mesir pada tahun 1882, dan pengamanan Terusan Suez tetap merupakan fokus kepentingan London di wilayah tersebut. Mempunyai penduduk yang bersahabat di wilayah itu akan memberikan keuntungan yang tak terperikan bagi Inggris.

Sebagaimana Jerman, Inggris pun merasa tidak memiliki kepentingan berhadapan dengan Sultan, membuka duungan Inggris terhadap Palestina bukan hal yang menarik bagi Inggris. Lalu Theodore Herzl meminta membuka hubungan denga teritori Inggris yang terdekat: Siprus, El Arish, atau Semenanjung Sinai. Menteri daerah jajahan Joseph Chamberlain mencoret Siprus, karena kehadiran Yahudi akan menimbulkan murka penduduk Yunani dan Turki, dan Mesir tidak disetujui, karena gubernur Inggris setempat menentang memberikan tanaha sejengkal pun dari wilayah Messir. lalu Chamberlain menyarankan sebuah teritori sebagai kompromi, kira-kira seluas Palestina didaerah Afrika Timur milik Inggris. Meskipun pada waktu itu daerah itu dinamakan Uganda, wilayahnya kini kira-kira ada di Kenya19.

Theodore Herzl bersuka-cita dengan tawaran itu. Menurut Herzl kalau bukan menjadi pengganti bagi Palestina, paling tidak berperan sebagai batu-oncatan. Tetapi saran itu berhadapan dengan badai protes dari kaum Zionis terutama datang dari Rusia dan juga daerah-daerah jajahan Inggris. pada awal 1904 baik Thedore Herzl maupun Joseph Chamberlain dengan senang-hati bersepakat melupakan pikiran itu20.
Pengalaman itu sangat menguntungkan bagi Zionisme. Sebuah koneksi penting telah terjalin dengan pejabat-pejabat tinggi pemerintahan Inggris, suatu hubungan yang diramalkan Theodore Herzl dengn tepat, bahwa pada suatu saat akhirnya kelak akan membawa hasil yang nyata. Sebelum meninggalnya pada tanggal 3 Juli 1904 theodore Herzl berkata kepada seorang kawan, “Anda akan lihat waktunya akan tiba Inggris akanmelakukan apa saja yang ada dalam kekuasaaannya untuk menyerahkan Plaestina kepada kita untuk beridirnya suatu negara Yahudi”21. Sesudah ini ambisi kaum Zionis difokuskan semata-mata pada Palestina sebagai tempat bagi negara Yahudi yang diharapkan.

Masyarakat Palestina tidak banyak mengetahui langkah-langkah yang ditempuh Theodore herzl selama itu. Hubungan antara orang Arab_palestina dengan orang Yahudi secara umum cukup bersahabat sampai dengan revolusi turki Muda pada 1908. menurut sejarawan Neville J. Mendell, “Menjelang malam Revolusi turki Muda … sentimen anti-Zionisme mapa masyarakat Arab belum nampak. Sebaliknya memang ada keresahan bekenaan dengan makin meluasnya masyarakat anti-Yahudi di Palestina, dan penentangan yang kian meluas terhadap hal itu”22. Sejarawan Israeli, Gershon Shafir, menambahkan, “Revolusi turki Muda pada bulan Juli 1908 harus dipandang sebagai permulaan konflik Yahudi-Arab secara terbuka, demikian juga lahurnya gerakan nasionalisme Arab”.23

Sebagian besar ketidak-pedulian masyarakat Arab-Palestina sampai tahun 1908 disebabkan oleh kenyataan bahwa para perintis Zionis berhasil menekankan bahwa permintaan mereka hanya ytanah dan hubungan persahabatan, sambil tetap menutupi tujuan yang sesungguhnya – mengusir orang Aeab-Palestina. Sesuai buku-buku Theodore Herzl tetntan perlunya tindakan “kehati-hatian dan kewaspadaaan”, bahkan di saat senja kolonialisme, gagsan yang nerisi niat untuk mengusir penduduk asli setempat untuk memeberikan ruang bagi imigran asing dianaggao berbau terlalu sinis, sehingga para perintis Zionisme berupaya menghindarinya demi pertimbangan politik, serta demi kebutuhan untuk memelihara hubungan baik dehari-hari dengan jiran mereka. Sehingga rencana untuk mengusir orang Arab-Palestunaitu kenudian secra eufemistik di kalangankaum Zionis dan dunia luar dikenal sebagai “masalaj pengalihan:. Kepada publik, kaum Zionis menekankan betapa manfaat yang akan didapat oleh masyarakat Arab-Palestina dan kesultanan Usmaniyah dengan kehadiran imigran Yahudi yang baru yang akan membawa serta bersama mereka odal, ilmu pengetahuan, dan hubungan dengan jaringan internasional.

http://cahyo-prabowo.blogspot.com

Israel Hanya Beri Sedikit Air Buat Orang Palestina

0 komentar
By Republika Newsroom

JERUSALEM--Amnesty International, Selasa (27/10), menuduh Israel tak memberi orang Palestina akses yang memadai untuk memperoleh air sementara mengizinkan pemukim Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat pasokan air dalam jumlah hampir tanpa batas. Israel, kata kelompok hak asasi manusia tersebut, membatasi ketersediaan air di wilayah Palestina dengan mempertahankan pemantauan total atas sumber air bersama dan melanjutkan kebijakan diskriminasi. "Israel memberi akses kepada orang Palestina hanya sekelumit dari sumber air bersama, yang kebanyakan berada di wilayah pendudukan Tepi Barat, sedangkan pemukim tidak saha Yahudi di sana menerima pasokan yang jelas tak terbatas," kata peneliti Amnesty Donatella Rovera dalam satu laporan.

Israel mengonsumsi air empat kali lebih banyak dibandingkan dengan orang Palestina, yang memanfaatkan rata-rata 70 liter per hari per orang, kata laporan itu --yang berjudul "Troubled water - Palestinians denied fair access to water". Amnesty menyatakan ketidak-samaan bahkan lebih mencolok di sebagian daerah Tepi Barat, tempat permukiman menggunakan air sampai 20 kali lebih banyak per kapita dibandingkan masyarakat Palestina di wilayah tetangganya yang harus bertahan hidup dengan kurang dari 20 liter air per orang per hari. "Kolam renang, lapangan yang diairi dengan baik dan pertanian dengan irigasi besdar di permukiman Israel di OPT (wilayah pendudukan Palestina) sangat bertolak-belakang dengan desa Palestina di dekatnya yang warganya bahkan harus berjuang untuk memenuhi kebutuhah air buat rumah tangga mereka."

Kementeria Luar Negeri Israel menanggapi laporan serupa oleh Bank Dunia pada April dengan mengatakan Israel "berbagi sumber air dengan rakyat Palestina dengan cara yang adil". Kementerian tersebut menyatakan rakyat Palestina "memiliki akses dua kali lebih banyak, yaitu 23,6 juta meter kubik yang mereka peroleh setiap tahun berdasarkan kesepakatan dengan Israel.

Laporan Amnesty itu menyatakan rakyat Palestina tak diperkenankan menggali sumur baru atau memperbaiki sumur lama tanpa izin dari penguasa Israel, yang seringkali tak mungkin mereka peroleh. Selain itu, banyak jalan di Tepi Barat ditutup atau dibatasi bagi lalulintas Palestina yang memaksa mobil tangki air melakukan perjalan memutar yang jauh untuk memasok masyarakat yang tak terhubung dengan jaringan air. Menurut laporan tersebut, antara 180.000 dan 200.000 orang Palestina di permukiman di Tepi Barat tak memiliki akses ke saluran air, sementara keran di banyak daerah lain seringkali kering.

Di Jalur Gaza, agresi 22 hari militer Israel yang dilancarkan pada 27 Desember merusak tempat penampungan air, sumur, jaringan limbah dan tempat pemimpaan air. Yang menambah parah keadaan, Israel dan Mesir telah menutup wilayah miskin itu bagi semuanya kecuali barang kebutuhan pokok sejak Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) merebut kekuasaan atas wilayah tersebut pada Juni 2007, sehingga menghambat dipertahankannya prasarana dasar.

Kamis, 29 Oktober 2009

Beberapa Kerusakan Pada Akidah dan Ajaran Talmud

0 komentar
Allah Menurut Talmud

Dalam Talmud disebutkan : Sesungguhnya siang terdiri dari dua belas jam; pada tiga jampertama Allah duduk dan membaca syaria'at-Nya, pada tiga jam kedua ia menghukum (dengan syaria'at-Nya itu), pada tiga jam ketiga ia memberi makan seluruh alam, pada tiga jam terakhir Ia duduk dan bermain dengan ikan paus, raja segala ikan.

Ikan paus yang dimaksud adalah seekor ikan paus yang sangat besar, perutnya sanggup menelan ikan yang panjangnya 300 farsakh (1 farsakh =+-8km31/4 mil) tanpa menyulitkannya. Melihat ukurannya yang sangat besar ini, Allah mencegahnya untuk membuahi pasangannya, karena jika itu terjadi, maka dunia ini akan penuh dengan binatang buas yang siap memusnahkan semua yang ada di dalamnya . Oleh karena itu Allah menahan ikan paus jantan ini dengan kekuatan-Nya dan membunuh yang betinanya lalu mengasingkannya untuk dipersiapkan menjadi menjadi santapan orang-orang beriman di surga Firdaus.

Setelah Haikal Sulaeman hancur, Allah tidak pernah main lagi dengan ikan paus itu, dan Ia tidak lagi suka berdansa dengan Hawa padahal Hawa telah dihiasinya sedemikian rupa dengan memberikan pakaian yang bagus dan merangkai rambutnya . Ia mengakui kesalahan-Nya karena membiarkan Haikal itu hancur , maka Ia menangis dan mengaum seperti singa selama tiga perempat malam seraya berkata ,"Celakalah Aku, karena Aku memerintahkan untuk menghancurkan rumah-Ku dan membakar mezbah serta merampas anak-anak-Ku.". . .

. . .Allah menyesal karena meninggalkan kaum Yahudi didalam kesengsaraan . Sampai-sampai Ia menampar diri-Nya sendiri dan menangis setiap hari. . .

. . . Bulanpun mempersalahkan Allah dengan mengatakan kepada-Nya, "Kamu telah salah karena menciptakan aku lebih kecil dar matahai." Allah tertunduk karena hal itu dan mengakui kesalahan-Nya . Lalu Ia berfirman, "Sembelihlah untuk-Ku seekor binatang supaya Aku bisa menghapus kesalahan-Ku dengannya, karena Aku telah menciptakan bulan lebih kecil dari matahari."

Tuhan dalam anggapan Talmud tdaklah suci dari kecerobohan , karena pada saat ia marah Ia dikuasai oleh emosi-Nya sebagaimana ketika Ia murkka kepada bani Israel di suatu padang pasir dengan bersumpah untk mengharamkan kehidupan yang abadi bagi mereka . Namun setelah itu Ia menyesal dan tidak melaksanakan sumpah-Nya itu karena Ia menyadari bahwa tindakan -Nya itu sungguh keliru dan tidak adil.

. . .Disamping melanggar sumpah, Allah juga berbohong guna mendamaikan Ibrahim dengan istrinya Sarah. . . .

Sumber : TALMUD:Kitab"Hitam"Yahudi yang menggemparkan







Penjelasan Penting Tentang Al-Aqsha

0 komentar
Oleh : Ahmad Khalifah (Ketua Lembaga Kemakmuran Masjid Al-Aqsha)


Mukaddimah

Baitul Maqdis adalah kota terbesar di Palestina maupun di wilayah Syam. Ia adalah kota paling tua yang dibangun manusia sampai saat ini. Peninggalan-peninggalan terbesar menunjukan bahwa kota ini sudah ada sejak enam ribu tahun yang lalu.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW ketika ditanya oleh Abu Dzar Al-Gifari. Abu Dzar bertanya ya Rasulallah, masjid apa yang paling pertama dibangun ? Rasul menjawab, Masjid Al-Haram. Kemudian ku bertanya lagi, kemudian apa ? Rasul menjawab kemudian Masjid Al-Aqsha. Abu Dzar bertanya berapa jarak antara keduanya ? Nabi menjawab, 40 tahun. Kapan saja engkau mendapati masjid tersebut (al-Aqsha) maka shalatlah di dalamnya karena di sana ada keutamaan yang Allah janjikan. (HR. Bukhari )

Berarti masjid ini sudah dibangun sementara manusia belum ada. Atau masjid ini tidak pernah digunakan orang selama puluhan ribu tahun, hingga awal permukiman kota pada jamanya Romawi. Bangsa-bangsa saling memperebutkan kota ini. Ketika ada satu bangsa memakmurkanya kemudian bangsa lain menguasainya dan mengancurkanya. Kota ini sudah dibangun dan dihancurkan sebanyak tujuh kali.

Ketika para ilmuwan purbakala menggali peninggalan al-Quds, mereka menemukan sisa-sisa perdaban manusia dalam rentang waktu berabad-abad dalam kebudayaan yang berbeda. Namun sayang sisa-sisa kebudayaan tersebut kebanyakanya sudah hilang ditelan zaman. Bukan hanya karena waktu, juga dikarenakan tangan-tangan manusia yang senang berbuat kerusakan. Allah Ta’ala berfirman, “Apa yang menimpa kalian dari mushibah itu karena perbuatan tangan-tangan kalian… (As-Syura 30).

Adapun sejarah yang pernah mencatatnya, perlu beberapa catatan di dalamnya. Seperti keberadaan bangsa Yabusin yang pernah membangun pertama kali kota ini. Bangsa ini hidup diperkirakan pada 5000 tahun sebelum Masehi. Kota ini dulu dinamakan kota Yabus kemudian diganti dengan Godhet atau kota Dawud. Kota ini kemudian dikuasai oleh bangsa Yahudi pada tahun 1049 sebelum Masehi, sebelum datangnya bangsa Farsi pada tahun 586 SM yang mengusir mereka dari kota ini. Selanjutnya kota ini berada dalam pemerintahan Yunani pada kira-kira tahun 332 SM. Lalu bangsa Roma pada tahun 63 SM. Sementara itu Hedroyan mengklaim bahwa al-Quds telah dikuasai banga Eliya Kaptolina pada tahun 332 SM. Kemudian dikuasai bangsa Bizantium sejak tahun 330 SM.

Terakhir pada zaman penaklukan Islam yaitu pada tahun 636 M atau bertepatan dengan tahun 15 Hijriyah kota ini dibawah kekuasaan ummat Islam di bawah kakhalifahan Umar Ibnu Khottob. Umar lah yang pertama-pertama mengadakan perombakan kota tersebut dengan memakai metode modern yaitu dengan adanya pembagian tugas dan hak. Pembagian kewajiban serta perlindungan terhadap kaum Nashrani. Tetapi jangan sekali-kali Yahudi diperbolehkan tinggal di sana.

Teks Perjanjian Umariyah

Bismillahirrahmanirrahim

Hamba Allah, Umar Amirul Mukminin dengan ini memberikan keamanan bagi warga Eliya. Aku telah memberikan mereka keamanan bagi diri-diri mereka, harta-harta mereka, gereja-gereja mereka serta keturunan mereka. Orang-orang sakit ataupun yang sehatnya berikut ajaran keyakinanya mendapatkan perlindungan. Gereja mereka jangan diambil atau dihancurkan. Mereka tidak boleh diusir tidak juga terhadap keturunanya mereka atau sedikitpun harta-harat mereka. Mereka jangan dipaksa keluar dari agamanya. Tidak boleh dianiaya. Tetapi tidak ada seorang yahudi pun yang boleh tinggal di kota Eliya ini. Warga Eliya diwajibkan membayar jizyah, sebagaimana diperlakukan kepada warga Madain. Mereka harus memisahkan diri dari Romawi dan dari para pencuri. Barang siapa yang keluar diantara mereka, maka ia akan aman, dirinya dan hartanya hingga sampai tempat perlindungan dirinya. Barang siapa yang tinggal (di Eliya) maka dia juga akan aman. Bagi dirinya sebagaimana bagi warga Eliya terkait kewajiban Jizyah. Siapa saja dari warga Eliya yang mau pergi bersama Romawi dan keluar dari perjanjian ini bersama keturunanya, maka ia aman atas dirinya, keturunanya hingga ia sampai ke tempat perlindunganya. Barang siapa yang sudah ada di sana sebelum peristiwa (pembunuhan ini), maka ia bebas. Jika mau tinggal maka baginya sebagaimana warga Eliya dari Jizyah atau ia mau pergi bersama Romawi (terserah dia) barang siapa yang kembali ke keluarganya maka tidak boleh diambil darinya sedikitpun, hingga ia memanen tanamanya.

Tulisan ini adalah perjanjian dengan Allah, RasulNya, Para Khalifah Kaum Muslimin. Jika mereka memberikan apa yang diwajibkan bagi mereka berupa Jizyah. Hal ini disaksikan oleh Kholid bin Walid, Amer bin Ash, Abdurrahman bin Auf dan Muawiyah bin Supyan. Di tulis dan disaksikan pada tahun 15 H.

(bersambung)





Bahaya yang mengancam Al-Quds dan Al-Aqsha

0 komentar
Oleh Prof DR. Ahmad Yusuf Abu Halabiyah


Penodaan yang terus berlanjut terhadap kota suci Al-Quds berikut Al-Aqsha dan tempat suci lainya merupakan bahaya laten yang termasuk dalam Grand Design Yahudi dalam rangka meyahudikan kota Al-Quds. inilah yang tergambar dalam pengusiran secara sistematis terhadap bangsa Palestina dan Arab dari kota tersebut dan menjadikan bangsa Palestina sebagai minoritas di wilayah itu. Kemudian mereka membuat undang-undang hak kepemilikan terhadap tanah yang ditinggalkan tuanya, bersama dengan sisa-sisa keislamannya. Mereka juga melakukan berbagai usaha untuk menghancurkan al-Aqsha serta membangun Haikal yang mereka klaim berada di bawah Masjid Al-Aqsha.

Diantara strategi untuk menguasai Al-Quds berikut masjid dan tempat sucinya, mereka melakukan dalam berbagai sisi, sebagai berikut ini :

Pertama : Dalam Bidang Pertanahan

  1. Mengeluarkan 25 UU dan Intruksi untuk menggusur tanah dan ladang milik warga Arab yang dimilki secara sah. Diantara UU tersebut adalah UU tentang kepemilikan harta yang ditinggalkan tuanya. Disamping itu ada UU zona hijau, UU Penggusuran untuk kepentingan umum, UU pajak yang mencekik leher terhadap tanah dan ladang milik para petani, hingga mereka tak bisa bayar. Dan terakhir UU perlindungan alam.
  2. Membekukan atau membatalkan gedung baru yang dibangun untuk warga Arab Palestina. Larangan memperluas bangunan, di bawah atau di atasnya. Merubuhkan rumah-rumah yang dianggap tidak mempunyai izin tertulis dari pemerintah Israel. Sampai sekarang sudah 550 rumah yang dihancurkan dengan alasan tanpa surat izin dari pemerintah.
  3. Membuat koloni permukiman Israel di tanah rampasan. Sampai saat ini sudah 35 % wilayah Al-Quds menjadi permukiman Israel yang dulunya perkampungan bangsa Arab.
  4. Membuat tembok rasial yang menggabungkan wilayah jajahan Israel sekaligus mengeluarkan perkampungan Arab dari wilayah Al-Quds. Kemudian menyatukan sejumlah permukiman Israel menjadi bagian dari kota Al-Quds terjajah.

Kedua : Dari sisi Demografi

Israel membuat sejumlah siasat untuk mempercepat perubahan demografi di wilayah Al-Quds dengan berbagai cara. Diantaranya,

  1. Mengambil KTP warga Al-QUds dengan berbagai sebab kemudian membatalkan kependudukan mereka di Al-Quds dan berupaya mengusirnya ke luar Al-Quds.
  2. Melakukan intimidasi dan tekanan agar warga arab Al-Quds agar tidak betah di sana. Seperti yang terjadi dengan 160 keluarga yang memilih meninggalkan al-Quds karena tidak kuat dengan tekanan. Sejak tahun 1967 sudah 17000 warga Al-Quds memilih keluar dari sana, ditambah sebelumnya sudah keluar sekitar 12000 warga dari Al-Quds dan menetap mash di wilayah Palestina. sementara itu, 8000 lainya memilih tinggal di luar Palestina lainya, ketika terjadi ekspansi Israel ke Al-Quds.
  3. Membodohi warga Arab dan berupaya untuk merusak akhlaknya, melalui menuman keras atau narkoba secara massif, agar generasi Palestina tidak peduli lagi terhadap masalah Negara dan agamanya.

Itulah berbagai upaya Israel untuk meyahudikan kota Al-Quds secara geografi maupun demografi. Sementara itu mereka juga mendapat berbagai kseulitan untuk hidup di tengah komunitas yahudi di Al-Quds, seperti,

  1. Susahnya memperoleh kewerganegaraan Israel, terutama bagi mereka yang identitas Palestinanya hilang atau dirampas Israel.
  2. Sulitnya mendapatkan kewarganegaraan asing di Al-Quds. barang siapa yang kedpaatan tidak punya identitas selama tiga bulan di Al-Quds maka akan segera dideportasi keluar al-Quds.
  3. Warga Palestina yang tinggal di Al-Quds, tidak diperbolehkan mempunyai KTP Palestina, berdasarkan kesepkatan Oslo.
  4. Meraka yang berkewarga negaraan Yordania pun, tidak diperkenankan tinggal di Al-Quds, sesuai kesepakatan Wadi Arabi.

Dengan demikian, maka Al-Aqsha dan Al-Quds serta tempat suci lainya diambang bahaya yang sangat besar yang datang dari semua sisi kehidupan. (asy)

Laporan TIM Al-Quds di Dewan Parlemen Palestina